Kamis, 08 Oktober 2009

ketenangan bersamaNya


sendiri

hanya bersama pena

membantu menggoreskan rangkaian kata

ditemani kegelisahan

aliran air mata pengampunan

di rumahNya amat sunyi

Dia memanggilku begitu halus

membawaku dalam kepasrahan sempurna

meleburkan kebekuan hati

merobohkan tembok keangkuhan

panggilanNya membuat wajahku tertunduk

melemaskan seluruh sendi

memejamkan mata dalam penghambaan

uluran tanganNya

seakan membawaku mendekatiNya

hanya ada aku dan Dia disini

kami berduaan merajut cinta

yang sudah lama tak terpatri

dalam penyatuan seorang hamba dan Robbnya

cinta dua kekasih yang kadang terputus

lalu bersemi indah kembali

hujan kerinduan yang begitu deras

mengaliri wajah hina ini

membasahi bibir yang sedang menyebut AsmaMu

kemudian jatuh membentuk bulatan besar

menetes pada kain putih ini

tak ada saat yang indah

kala dua kekasih yang sedang dilanda cinta

Dia memberi ketenangan jiwa,

ku memujiNya dengan romansa kata cinta

Dia mengahapus derai air mata ini,

ku merasakan dekapanNya

ku bersujud memuja Kekasihku ini

memeluk surat cintaNya

membacanya dengan penuh kesyahduan

saat ini begitu indah

tak mau beranjak dari tempatku

menghadapkan wajah, hati, dan fikiranku

ke singgasana besarNya

bercumbu dengan butiran kalimat tasbih

mesra karena takbir yang terlontar

Alloh . . .

Robbku . . .

Kekasihku . . .

tetapkan hati ini untuk selalu mencintaiMu

tetapkan diri ini untuk mencintai orang-orang yang mencintaiMu

Ya Rohiim . . .

tak ada kata yang ingin ku sampaikan padaMu
kecuali . . .

"ku ingin mencintaiMu selalu, hingga saatnya kita berjumpa nanti"

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template